Langsung ke konten utama

Rambut Mu, Mahkota Mu

Setiap manusia pasti punya yang namanya rambut, dari sejak lahir pun kita sudah di anugrahi yang namanya rambut, rambut manusia itu pun banyak macemnya, ada rambut lurus, rambut gimbal, rambut kriting, rambut lepek, rambut yang maksa banget buat dijadiin lurus karena dulunya kriting dan masih banyak lagi. Kali ini gue akan cerita-cerita sedikit tentang rambut, bukan rambut mbah gue atau gebetan gue yang gue mau ceritain, tapi rambut gue sendiri. Lah kenapa dengan rambut lu? Rambut gue banyak uban, eh bukan, rambut gue banyak yang komentari, makanya dari sini banyak kali unek-unek yang gue mau gue tulis soal rambut gue.

Kata orang-orang rambut itu mahkota, dan menurut gue emang bener rambut itu mahkota, tapi nggak tau kenapa, mahkota gue banyak yang komentarin? Kenapa mereka nggak komentarin mahkota punya mereka sendiri, huftt..
Oke gue tau, gue nggak kayak normalnya cowok yang punya rambut rapi, dengan klimisnya minyak rambut seember, dengan modisnya style rambut modern. Yah gue nggak kaya begitu, rambut gue sekarang udah panjang, udah gondrong. Mungkin itu sebabnya banyak orang yang komen.

*Gue akan cerita-cerita dikit tentang rambut dan kenapa akhirnya gue bisa manjangin rambut sampe gondrong gini*

Sebelum gue masuk kuliah, rambut gue masih biasalah kaya umumnya rambut cowok, tapi agak panjang dikit, kaya lie min ho, eh limino siapa sih? dan waktu itu gue juga masih banyak di taksir cewek, masih banyak di goda cewek, masih banyak di panggil om-om bukan karena rambut aja, mungkin karena muka gue yang ganteng juga.

Gue saat itu daftar kuliah di salah satu kampus di Batam, dan setelah gue mendapat kabar bahwa gue bisa masuk di kampus itu, gue pun senang, termasuk ibu gue, bapak gue dan adek gue, semuanyalah senang, biar enak dikit. Tapi gue pun harus menjalani yang namanya ospek terlebih dahulu, yah emang, ospek itu emang wajib buat mahasiswa baru, disitu tertera ada syarat bahwa rambut mahasiswa baru harus dipotong rapi, disitu juga ada aturan untuk berapa ukuran tipisnya rambut, gue lupa berapa ukurannya, yang jelas itu pendek banget. Gue sempet kecewa, mengapa ospek sedemikiannya harus mewajibkan mahasisawa baru untuk merapikan rambut sampai ada aturan ukuran rambut segala. Berhubung gue adalah orang yang polos, dan masih lugu-lugunya masuk kuliah, gue terpaksa ngerapiin rambut, gue nggak banyak mikir mau potong gaya apa, ketika ditanya “mau potong apa” sama tukang pangkas rambut, gue langsung jawab “potong pendek aja bang! besok saya mau ospek, terserah kaya gimana!” dengan raut wajah yang lesu, seperti habis di putusin pacar secara sepihak, lalu abang tukang pangkas tadi menanyakan sekali lagi “terserah nih?” gue spontan langsung jawab “IYA BANG!! TERSERAH!!”
Setelah selesai di potong, gue frustasi, gue nggak mengira bahwa abang-abang tukang pangkas itu ngambek saat gue jawab pertanyaannya tadi dengan cara yang nggak biasa, rambut gue di potong beliau sepeti anggota TNI, gue nggak mengira semua ini terjadi, gue pasrah dengan rambut gue saat itu. Dan gue bayar goceng aja. Emang terkadang penyesalan datangnya saat di akhir, bukan karena orang lain, melainkan itu berasal dari diri kita sendiri, jadi saat kita ingin melakukan sesuatu, ada baiknya di pikir ulang, agar nggak menimbulkan penyesalan *lah malah curhat*
Setelah gue potong rambut dan akan bertemu cewek yang pernah naksir gue, tanpa gue sadari akhirnya semua cewek yang deketin gue waktu itu pada menjauh, ibarat gue ini macan, dan cewek-cewek tadi adalah zebra, zebra itu langsung menjauh, lari ke semak-semak, menghindari sang macan yang datang menuju kearah mereka. Yak alasannya karena muka gue mendadak petak gara-gara rambut yg kaya anggota TNI, dan yang paling gue sesalin saat gue masuk ospek, ternyata banyak mahasiswa baru yang rambutnya nggak dipotong, dan terlihat biasa-biasa saja dan santai aja, hemm.. gue polos banget waktu itu. KAMPRET!!

setelah kuliah, rambut gue makin lama makin numbuh, makin lebat, makin bagus, makin sehat, gue nggak ada niatan buat gondrongin rambut waktu itu, saat memang sudah waktunya gue pengen potong rambut, ya gue potong, kalau nggak, yah di tunggu dulu, tapi tidak ditunggu sampai gondrong, saat itu rambut gue sejahteralah, nggak ada yang komenin.

Waktu berjalan semakin cepat, nggak kerasa kian berlalu, gue mulai agak bosan dengan model rambut yang kaya gitu mulu, gue agak jenuh dengan gaya rambut yang mainstream kaya begitu, sempat ingin botak, tapi gue males, dan pada akhirnya gue terinspirasi dengan orang-orang yang berambut gondrong.
sumber: google
Gue menilai bahwa orang yang berambut gondrong adalah orang-orang rajin, ia rajin ngerawat rambutnya sampe panjang begitu, orang yang selalu setia shampoan saat rambutnya udah mulai bauk, dari situ gue terinspirasi, dari situ gue nyoba buat menggali niatan gue buat manjangin rambut, bisa setia untuk nunggu rambut jadi gondrong, mungkin gue bisa ngambil pelajaran kalau gue bisa setia nungguin gebetan untuk terima cinta gue kali ya. Nah dari situlah niatan gue timbul buat gondrongin rambut.

Rambut gue mulai panjang, panjang membentang kesegala arah, bergelombang seperti ombak yang siap menganyutkan orang bule yang lagi berenang di pinggir pantai, ombak yang besar, sama sepeti rambut gue, bergelombang kemana-mana, gue jadi resah, kepala gue rasanya terbawa arus, tapi nggak ada sedikit niatan gue untuk potong rambut seperti anggota TNI (lagi), niatan gue buat manjangin rambut masih kokoh, seperti bangunan pencakar langit, hanya saja rambut gue kali ini butuh di pugar sedikit, harus dirapiin, tapi nggak mengurangi kesan gondrongnya. Tidak sembarang untuk potong rambut gue yang niatnya pengen dirapiin, kadang salah memotong sedikit menjadi sebuah penyelasan yang tiada batasnya. Gue biasa cukur rambut di pangkas rambut, kali ini gue nggak mau, gue maunya disalon, biar lebih, oke, walau harganya mahal, walau dipotong sama bencong, tapi demi rambut, yah nggak apa-apa, sekali-sekali, yang penting rambut gue agak rapian dan menghilangkan rasa risih gue.

Dan akhirnya rambut gue sudah keliatan mendingan, walau menurut gue sih nggak ada perbedaan antara sebelum dipotong dan sesudah dipotong, tapi menurut gue nggak apa, sudah agak tipisan, karena maklum rambut gue emang tebal, setebal bulu jembut kamu, iya kamu, dan saat itu gue mulai terus panjangin rambut, mulai selalu pengertian sama rambut, selalu memberinya makanan yang bergizi, seperti shampo, dan elusan yang lebut dari gesekan handuk kering saat rambut gue basah. Kebetulan gue pengangguran, jadi mungkin ini bisa jadi kerjaan gue yang harus gue kerjakan, seolah rambut gue ini adalah laporan jurnal yang harus gue pahami.

Nah dari gondrongnya rambut gue yang sampai sekarang, banyak orang-orang yang komen, mulai dari ibu gue, bapak gue, adek gue, dan semua orang yang sudah lama nggak gue jumpa juga reflek langsung pingsan dan bangun-bangun langsung komenin rambut gue, rata-rata setiap orang yang udah lama nggak jumpa dengan gue dan ketemu gue, udah pasti mereka bakal kaya gitu, mungkin juga kalau cicak di dinding bisa ngomong, tuh cicak bakal ikutan komen. Dari orang terdekat seperti ibu, bapak dan adek gue, cuman paling komentarin rambut gue saat masih bergelombang, dan tebal, mereka nggak masahin gue buat manjangin rambut, tapi merekalah yang paling bawel nyuruh gue rapiin rambut, iya rapiin, tapi nggak mengurangi kesan gondrong rambut gue, ada lagi banyak temen-temen gue yang cewek nyuruh buat potong rambut gue, katanya kalau gue gondrong gue nggak ganteng, emangnya mereka siapa? Emang kalau gue potong jadi rapi mereka mau jadian sama gue? Kan enggak. Ada lagi yang komentarin gue, yang katanya gue kalau rambut gondrong gini malah mirip perempuan, ada yg bilang mirip bapak-bapak, ada yang bilang kaya penjaga kuburan, mirip penjaga wc umun, aaaaaaaakkk... macem-macemlah komen yang gue dapet, dan masih banyak lagi, tapi gue nggak pedulu, gue cuek aja, ini kan mahkota gue. Hehehe

Biarin rambut gue tumbuh dengan panjang, toh gue saat ini kan pengangguran, kalau gue kerja rambut gue mungkin nggak kaya gini, gue punya cita-cita selain dapetin cinta gebetan gue yang belum sempat gue tembak karena gue nggak ada nyali, gue juga punya cita-cita untuk potong rambut gue saat sudah tamat kuliah, saat ini gue baru semester 3, rambut gue udah gondrong, kalau gue tamat kira-kira 2,5 tahun lagi rambut gue udah kaya gimana ya? 
sumber : google
ah nggak usah dipikiran ntar rambut gue malah ubanan, yang jelas gue tamat kuliah langsung rapiin, kan enak gitu, pas gue wisuda tampil rapi di hadapan teman-teman dan gebetan gue, yang dulu nggak suka dengan gue karena rambut gue gondrong, malah kaget ngeliat gue rapi, dan dia naksir gue, terus pas dihari itu juga kami jadian*ngayal*

Jadi intinya disini buat lu yang masih muda, jangan sia-siain masa muda lu, selagi itu nggak ngerugiin orang lain, nikmatin masa muda itu, walau terlihat beda di mata orang lain nggak menjadi masalah buat lu lakuin apapun, walau orang lain menganggap lu aneh, nggak masalah buat diri lu, hidup ini bukan untuk menjadi orang lain, apa yang pengen lu rasa enak ya nikmatin, yang nggak lu rasa kurang pas untuk lu lakuin yah, nggak usah di lakuin, nikmatin masa muda ini, kalau lu udah tua bakalan nggak bisa balik ke masa muda lagi kaya gini. Apalagi dilakukan dengan hal-hal yang positif, akan bisa jadi kenangan yang tidak terlupakan buat di masa depan.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

FTV Versi yang Punya Blog

Pagi itu asep terbangun dari tidurnya, matanya masih belum bisa terbuka semuanya, belek-belek yang sudah kering menghiasi sekeliling matanya, jam saat itu menunjukkan pukul 06.00, niatan Asep untuk lari-lari pagi pun terwujud, wajar saja, setiap mau lari-lari pagi Asep selalu keblablasan bangun pagi.  Kebetulan hari minggu itu cuacanya mendukung, panas yang agak-agak adem. Asep bergegas untuk beranjak dari atas tempat tidurnya, berusaha sekeras mungkin untuk mencuci muka, dan kemudian bersiap untuk lari-lari pagi. Akhirnya Asep sudah terlihat sempurna, siap untuk lari-lari pagi, walau mata yang masih terlihat bengkak, kaya disengat lebah yang lagi pms. Asep adalah anak laki-laki, berusia 20 tahun, wajahnya nggak terlalu ganteng-ganteng amat, kira-kira beginilah wajah asep sesudah operasi plastik. karena sebelum ia operasi plastik wajah, wajah nya nggak sebagus itu, dulu sih kaya gini. sekibukannya itu cuman fokus kuliah, ia nggak sepeti temen lainnya, yang ku...

Macam Jenis Status BBM

“nggak sabaran banget nunggu hari besok, kayanya bakalan seru deh. Ah sumpah nggak sabar banget”. Begitulah  status bbm Lolita yang saat nggak sengaja Asep baca di recent update bbm miliknya. Asep yang saat itu sedang boker sembari main handphone pun kaget dan eek-nya yang tadinya keras tiba-tiba langsung encer saat tau Lolita ngebuat status bbm yang kaya gitu. Lolita ini adalah gebetan Asep yang Asep akui, (AKUI) maklum saja Asep kaget, toh doi dan Lolita nggak pernah janjian kalau besok mau ngapai-ngapain.